ISTILAH-ISTILAH KELAHIRAN PADA ADAT MADURA

1. Pelet kandung = Upacara untuk kehamilan yang memasuki bulan ketujuh, terutama untuk anak pertama.
2. Ponar = Ketan kuning sebagai hidangan dalam Pelet kandung.
3. Sekkol = Goreng kering parutan kelapa sebagai hidangan dalam Pelet kandung
4. Kom-koman = Acara memandikan wanita hamil dengan air bunga dalam upacara Pelet kandung.
5. Dhamar kambang = Pelita yang menyala di atas kuburan ari-ari bayi sampai 40 hari.
6. Colpak bujhel = Upacara terlepasnya tali pusar yang dibarengi dengan pemberian nama.
7. Kekah = Akikah. Pemotongan ewan sebagai tebusan seorang anak yang sesuai dengan syari’at Islam.
8. Toron tana = Upacara ketika seorang anak pertama kali diperkenalkan pada tanah.

Istilah-istilah adat Madura seputar pernikahan

1. Nyalabbar/ngen-ngangenaghi = Memamerkan seorang perjaka/gadis yang hendak  dinikahkan.
2. Nyareng bhekal bine’ = Menyeleksi gadis-gadis yang akan diajukan keluarga.
3. Narabhas jhalan = Mengirimkan utusan pada keluarga gadis yang telah dipilih.
4. Nagghuk = Menindaklanjuti utusan pertama dan menetapkan rencana lamaran.
5. Nyaba’ oca’ = Pemantapan niat menjodohkan dua calon yang dimaksud.
6. Matoju’ tandha = Upaca pemberian tanda dengan memberikan topa’ toju’ (ketupat yang dapat didudukkan pada sisi bawahnya).
7. Calon bhakal = Calon tunangan
8. Nale’e paghar = Upacara yang ditandai dengan penyerahan kue-kue pasar seperti lappet (lepat) yang diikat sebagai lambing penyengset (pengikat).
9. Tongkebban = Upacara balasan berupa kunjungan dari pihak wanita ke pihak pria.
10. Masekket batton = Saling mengantarkan masakan baik dari pihak lelaki maupun wanita pada saat hari raya.
11. Abhakalan = Pertunangan
12. Epaburung = Memutuskan pertunangan.
13. Obang panyeddhek = Pemberian uang dari pihak pria sebagai tanda hari perkawinan segera ditetapkan.
14. Ngangghi’ dhalika = Upacara dimana pihak pria membuat lencak (amben/balai-balai).
15. Ba-ghiba = Barang-barang bawaan yang dihadiahkan oleh pihak pria pada tunangan wanitanya.
16. Midodarenan = Upacara yang diawali dengan seraman (mandi).
17. Ba-tamba kebelina buje = Penyerahan uang tambahan dari pihak pria untuk kepentingan upacara pernikahan.
18. Pangada’ = Juru bicara dalam pernikahan (biasanya dari pihak pria).
19. Matoro’a dhaging sakerra’ = Upacara penyerahan baik dari pihak pria maupun wanita.
20. Mepenggha’ bhalabhar = Upacara pemotongan benang hitam, merah, ungu, hijau, kuning, jambon dan putih sebagai penangkal sifat-sifat buruk.
21. Mowang sangkal = Upacara yang bertujuan untuk menangkal kesialan yang dilambangkan dengan melemparkan buah terluar dari sesisir pisang.
22. Nabbhur = Menaburkan bunga campur irisan pandan wangi yang dilakukan setelah mowang sangkal.
23. Sembha songkem = Bersungkeman dengan orang tua kedua mempelai.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: