Istilah fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran sejarah tetapi suatu yang benar ada dan terjadi di dunia nyata sehingga kebenarannya pun dapat dibuktikan dengan data empiris. Yang membedakan karya fiksi dengan karya nonfiksi yaitu tokoh, peristiwa dan tempat yang disebut – sebut dalam karya fiksi bersifat imajinatif sedangkan pada karya nonfiksi bersifat faktual ( Abrams, 1981 : 61 ).
Fiksi nonfiksi menurut Abrams dibedakan kedalam tiga jenis yaitu pertama fiksi historis ( historical fiction ) jika yang menjadi dasar penulisan fakta sejarah ; kedua fiksi biografis ( biographical fiction ) jika yang menjadi dasar penulisan fakta biografis; dan yang ketiga fiksi sains ( science fiction ) jika yang menjadi dasar penulisan fakta Ilmu Pengetahuan.
Fksi menurut Altenbernd dan Lewis ( 1966 : 14 ) dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasi hubungan – hubungan antar manusia. Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Namun, hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai dengan tujuannya yang sekaligus memasukan unsur hubungan dan dengan penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia.
Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama, interaksinya dengan diri sendiri serta interaksinya dengan Tuhan. Tidak benar jika fiksi dianggap sebagai hasil kerja lamunan belaka, sebab fiksi merupakan karya imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreatifitas sebagai karya seni. Dengan tujuan memberikan hiburan kepada pembaca disamping adanya tujuan estetik.
dapat pengetahuan lagi, terimakasih 🙂
Apa judul buku Abrams yang dikutip itu Pak Admin? Kalau boleh dishare ya..saya perlu untuk penulisan tesis tentang karya sastra.
kenapa yang ditampilkan se gutinya
..dibubuhi kutipan, jadi tulisannya bs dipertanggungjawabkan.bermanfaat sekali. trims
keren artikelnya bisa page one