Susunan beruntun adalah tata urutan segmen-segmen tuturan. Misalnya:
Kita mempelajari bahan bab ini
S P/V O
Sehingga inti klausa adalah terdapat tiga unsur utama subjek, predikat dan objek. Tetapi dalam beberapa bahasa yang terpenting adalah struktur predikat (verba) dan objek.
Susunan VO: verba (V) dan objek (O) dapat ditemukan dalam bahasa Indonesia, Tagalog dan Malagasi dan Arab. Sedangkan struktur OV: objek (O) dan verba (V) dapat ditemukan pada bahasa Jepang dan Turki. Berikut contoh datanya:
Struktur VO:
(1) Ayah menendang bola. (Indonesia)
(2) Bumili ang nanay ng saging. (Tagalog)
Beli: AJ PT ibu PNT pisang
Ibu itu membeli pisang
(3) Manasa lamba ny zazavavy. (Malagasi)
Cuci pakaian itu gadis
Gadis itu mencuci pakaian
(4) Sa- hada ikalb. (Arab)
Lihat dia anjing: itu
Dia melihat anjing itu
Struktur OV:
(5) Watashi wa hon o mimasu. (Jepang)
1:T PT buku PSP lihat
Saya melihat buku
(6) Kahveyi- yi sabahlari-sev-im. (Turki)
Kopi AK pagi suka K 1:T
Saya suka kopi pagi hari
Konstruksi DM (berdasarkan rumusan Sutan Takdir Alisjahbana) = Ditentukan-Menentukan (Diterangkan-Menerangkan) merupakan perwakilan dari VO (verba-objek). Akan tetapi hukum DM tidak hanya menyangkut urutan verba dan objek/ VO (urutan konstituen dalam klausa) tetapi juga mengenai susunan berurutan pada tataran infraklausal yaitu tataran frasal. Misalnya: Ayah anak ini, Ayah merupakan D (diterangkan) sedangkan anak ini sebagai M (menerangkan). Frasa anak ini bisa didefinisikan anak sebagai D dan ini sebagai M. Sehingga hukum DM yang bisa berlaku pada klausa dan frasa disebut sebagai ’keselarasan infraklausal’. Sedangkan rumusan MD (menerangkan-diterangkan) mewakili OV (objek-verba) dimana konstituen M mendahului konstituen D.
Tipe-tipe unsur D dan M pada tataran infraklausal dapat dibedakan pada: (1) frasa nominal, M = atribut dan D = induk; (2) frasa adposisional, objek adposisi adalah M dan induknya adalah adposisi tersebut (D); (3) frasa perbandingan/komparatif, pembaku perbandingan adalah M dan induknya adalah bentuk komparatif tersebut (D).
Contoh struktur DM/VO secara infraklausal:
a. Frasa nominal
(Bahasa Woleai/Mikronesia, daerah pasifik)
(7) wa ttewas
Perahu rusak
(perahu yang rusak ini)
(8) Sar gach yeel
Anak baik ini
(anak yang baik ini)
b. Frasa preposisional
(Bahasa Woleai)
(9) faal mai we
di:bawah:nya pohon: sukun itu
di bawah pohon sukun itu
(10) woal Mariiken
Dalam:nya Amerika
Di Amerika
c. Frasa komparatif
(Bahasa Woleai)
(11) tti tangi Bill
Cepat dari Bill
Lebih cepat dari Bill
(12) toulap tangi sangeras
Banyak dari seribu
Lebih banyak dari seribu
Contoh struktur MD/OV secara infraklausal:
a. Frasa nominal
(Bahasa Jepang)
(13) takai kirei na yama
Tinggi indah PKL gunung
(gunung yang tinggi dan indah)
(14) muzukashii kotoba
Sulit kata
(kata yang sulit)
b. Frasa preposisional
(Bahasa Jepang)
(15) yokohama made
Yokohama sampai
Sampai yokohama
(16) sono heya ni
Itu kamar dalam
Dalam kamar itu
c. Frasa komparatif
(Bahasa Jepang)
(17) anata yori takai
Kamu dari tinggi
Lebih tinggi daripadamu
(18) itaria yori takai
Italic dari besar
Lebih besar daripada Itali
Keselarasan infraklausal juga terdapat pada bentuk morfemis. Misalnya dalam nomina dengan afiks posesif seperti dalam bahasa Indonesia, afiks posesif berupa sufiks ku-,-mu, atau-nya pada kata ‘ayah’. Prefiks posesif jarang ditemukan pada struktur OV yang menyatakan milik (kasus jenitif).
Keselarasan infraklausal secara morfemis dapat dilihat secara jelas dalam kata majemuk. Bentuk OV/MD memiliki banyak kata majemuk,misalnya: deva-hedanaw (tindakan yang membuah dewa marah) pada bahasa Sanskerta, yama-nobori (pendakian gunung) dalam bahasa Jepang. Berdasarkan kedua contoh tersebut, kata majemuk dimulai dengan ‘objek’ pada morfem kedua tetapi objek tersebut tidak dimarkahi seperti pada frasa verbal. Untuk bisa membedakan yang mana frasa dan kata majemuk, maka dapat ditambahkan sisipan yang. Misalnya: rumah sakit (rumah yang sakit) atau jaksa agung (jaksa yang agung). Kedua contoh tersebut tidak gramatikal dan merupakan kata majemuk dan komponen-komponennya berurutan DM.
Selain terdapat unsur Subjek, Predikat (verba) dan Objek (bila klausa transitif), masih terdapat konstituen lain yaitu Keterangan. Ada satu jenis keterangan yang memiliki sifat yang khas yaitu Penegas, yang berupa bentuk negative, interogatif, kausatif, refleksif, resiprokal, desideratif, kondisional dan propositif. Berikut contoh data penegas:
(19) Apakah dia tidak akan memper-lebar jalan?
(20) Gadis itu tidak ber-bedak setiap hari.
(21) Kami lalu ber-surat-suratan ramai selama satu tahun.
(22) Jika saya mau belajar bahasa Jawa,perlu seorang guru.
Keterangan.
Pada data (19) ditemukan bentuk penegas: interogatif (apakah), negatif (tidak), propositif (akan), dan kausatif (memper-). Data (20) terdapat penegas refleksif (ber-). Penegas resiprokal (ber-/-an) dapat ditemukan pada kutipan (21). Sedangkan penegas kondisional (jika) dan desideratif (mau) dapat ditemukan pada kutipan (22). Letak semua konstituen penegas adalah praverbal yang merupakan struktur VO (yang berbentuk afiks adalah ber-, ber-/-an, dan memper-; sedangkan ber-/-an adalah konfiks). Letak penegas pada OV adalah posverbal (hanya pada bentuk verbal).
Penegas merupakan praverbal dalam VO, dan posverbal dalam OV. Sehingga tempat penegas adalah tempat yang berseberangan dengan objek (jika ada O) sementara disisi lain berupa V (verba). Apabila penegasa dilambangkan Pn, maka terdapat dua rumusan: (1) VO= PnVO dan (2) OV= OVPn. Biasanya VO penegas bisa berbentuk bebas dan terikat, sedangkan OV penegas berbentuk terikat.
Banyak bahasa yang mempunyai keselarasan infraklausal yang konsisten, tetapi ada pula yang tidak berselaras infraklausal seperti dalam bahasa Inggris. Urutan prototipis dalam klausa adalah VO (pada data (23)) dan OV (pada data (24)). Berikut contohnya:
(23) I will read that book first.
1:T PRPF baca itu buku dulu
Saya akan membaca buku itu dulu
(24) That book I will read first.
Itu buku 1:T PRPF baca dulu.
Buku itu akan saya baca dulu.
Pada data (24) dapat ditemukan urutan normal (prototipis) dan pendepanan objek: that book dikarenakan pentopikalisasi objek tersebut. Sehingga bahasa Inggris mempunyai struktur VO. Keselarasan infraklausal tidak bersifat mutlak dan atribut frasa nomina mengikuti verba.
Meskipun hanya pada atribut tertentu, misalnya pada klausa relatif: atribut yang dimarkahi preposisi of mengikuti nomina induk (pada (25) dan (26), sedangkan adektiva dan nomina jenetif mendahului nomina induk (pada (27) dan (28):
(25) the book that I have read
(26) the corner of the street
(27) a beautiful painting
(28) John’s car
Hampir semua adposisi preposisi (29), tetapi juga terdapat posposisi (30):
(29) for Amir; above the table; before dinner
(30) all those efforts notwithstanding
Data (31): bentuk VO komparatif yang mendahului pembaku.
(31) tall-er than father
Keselarasan infraklausal tidak terpenuhi dalam bahasa Inggris karena berubah dari OV ke VO. Pada tataran klausal mungkin sudah lengkap tetapi secara infraklausal hukum DM belum terpenuhi.
Fungsi subjek jika digabungkan pada VO kemungkinan akan berbentuk: SVO, VSO, dan VOS (pada bahasa Malagasi); sedangkan bila sunyek digabungkan dengan OV akn berbentuk: SOV, OSV dan OVS (pada bahasa Indian di Amerika Selatan). Sedangkan urutan V dan S dapat dibentuk menjadi: VS dan SV. Perbedaannya adalah jika S preverbal dan S posverbal adalh pragmatis, misalnya dalam bahasa Melayu Kuno.
Pembilang kambang adalah pembilang yang tempatnya bisa berpindah dalam susunan beruntun. Pembilang berupa kata seperti bilangan/numeral (satu, seribu dll.) dan non numeral (banyak, sedikit dll). Meskipun pembilang memodifikasi nomina, tetapi tidak semua pembilang beratribut sama dan bersifat bebas tidak terikat (pada kanan dan kiri noun). Contohnya sbb:
(32) Dia sudah banyak membaca buku.
(32) Saya membeli empat durian.
(33) I bought all of them; atau I bought them all
Sumber: Verhaar
Numpang tanya, mas. Susunan Beruntun bahasa inggrisnya apa ya?