Disadap dari: http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2010/06/100617_lebanon.shtml
Ketika Randa Makhoul, guru seni di sekolah di Beirut, bertanya kepada muridnya dalam bahasa Arab, dia sering mendapatkan jawaban dalam bahasa Inggris atau Prancis.
“Sangat frustasi melihat anak muda yang ingin pandai berbicara dalam bahasa ibu, tetapi tidak bisa merangkai kalimat dengan benar,” dia menyampaikan di Sekolah Notre Dame de Jamhour di ibukota Lebanon.
Makhoulhanya salah satu dari beberapa guru Lebanon dan orangtua yang peduli dengan peningkatan jumlah anak muda yang tidak menguasai baha Arab, meskipun lahir dan dibesarkan di negara di kawasan Timur Tengah.
Dia menyambut kampanye pemerintah untuk menyelamatkan bahasa Arab di Lebanon, yang disebut “Anda bicara dari Timur dan dia menjawab dari Barat”.
“Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian mengenai pentingnya untuk mempertahankan bahasa resmi nasional Lebanon,” kata Amal Mansour, juru bicara Kementrian Budaya Lebanon.
“Kami mendorong untuk belajar bahasa asing, tetapi tidak meninggalkan bahasa ibu.”
Ini menyedihkan tidak ada satu pun dari generasi muda kita yang dapat berbicara bahasa Arab dengan baik
Bahasa Arab merupakan bahasa resmi di Lebaon, tetapi Inggris dan Prancis digunakan secara luas.
Sebagian besar orang Lebanon berbicara bahasa Prancis – karena menjadi koloni Prancis- dan generasi muda beralih menggunakan bahasa Inggris.
Jumlah orangtua yang mendaftarkan anaknya di Sekolah yang menggunakan kurikulum Prancis, Inggris dan Amerika, dan berharap suatu hari akan membantu mereka untuk mendapatkan pekerjaan dan masa depan yang terjamin.
Bahkan, sebagian dari mereka berbicara dengan bahasa Prancis dan Inggris di rumah.
“Ini menyedihkan tidak ada satu pun dari generasi muda kita yang dapat berbicara bahasa Arab dengan baik,” kata Lara Traad, 16 tahun, murid Notre Dame de Jamhour, salah satu sekolah dengan kurikulum Prancis.
“Sangat menyesal orangtua saya tidak membantu dalam meningkatkan kemampuan bahasa Arab saya. Ini sudah terlambat, tetapi mungkin dapat dilakukan sesuatu bagi murid yang lebih muda.”
Bahasa Lebanon klasik juga memiliki perbedaan dengan bahasa Arab, dalam dialek dan bahasa.
Bahasa klasik hampir tidak pernah digunakan dalam percakapan – ini hanya digunakan di berita, pidato resmi pejabat, dan sejumlah program televisi.
Sekarang, banyak generasi muda Lebanon harus berupaya meningkatkan kemampuan membaca dan menulis dalam bahasa Arab.
Masalah serupa terjadi di sejumlah negara-negara Arab yang banyak memiliki sekolah asing – Uni Emirat Arab, Jordania, Mesir dan sebagian negara Afrika Utara.
Filosof Mustapha Safwaan pernah menulis bahasa Arab klasik yang secara teroretis tidak dipakai lagi, seperti Latin atau Yunani kuno.
Kampanye bahasa Lebanon merupakan yang pertama diluncurkan oleh pemerintah Arab.
Kementerian Budaya mengatur pertemuan di sekolah untuk meningkatkan kepedulian di kalangan siswa mengenai betapa pentingnya mempertahankan bahasa ibu dan mendorong mereka untuk bangga menggunakannya.
Mansour, juru bicara kementerian budaya, mengatakan pemerintah berharap melindungi bahasa Arab di Lebanon akan menjaga identitas dan warisan negara.
Apakah inisiatif ini cukup untuk mengubah kebiasaan berkomunikasi dengan bahasa asing di kalangan generasi muda.