Aku masih didekap rindu ketika namamu perlahan surut dalam ingatanku. Senyumku setengah patah namun aku paksakan untuk tegak. Nafasku satu-satu namun aku paksakan untuk masuk kedalam rongga paruku yang telah menjelaga. Semua kulakukan hanya sekedar menahan diriku untuk tidak lagi menyebut namamu.
Sial, kekacauan ini selalu saja datang ketika aku mulai menikmati perasaan tenang dan nyaman. Aku tak mungkin dapat melupakanmu walau sebentar saja, karena aku terlanjur terperangkap dalam manisnya bau tubuhmu. Kau menjeratku dalam lingkaran cinta yang terlarang.
Tapi aku takkan dapat melanjutkan menghisap bantuanmu walau aku tahu itu nikmat. Setiap kali kuteguk setetes dua tetes cairan di tubuhmu, aku berubah menjadi sesosok laki-laki yang berlari tanpa kenal lelah. Kau canduku, kau pesonaku
Katakanlah dikau apa maksudmu datang ke dalam kehidupanku? Mengapa pula kau lakukan penetrasi indah dalam hidupku ketika aku merasa telah setengah hati menjadi lelaki. Aku tahu kau tahu aku telah lelah dan nyaris patah asa dan segala butuh bantuan. Aku juga tahu kau tahu aku telah bosan menikmati tantangan demi tantangan dunia yang kini telah bermetamorfosis menjadi neraka kecil dan karenanya aku membutuhkan tangan untuk kugengganm. Apakah karena alasan itu kau datang kepadaku? Katakanlah siapa yang mengutusmu. Aku tidak memintamu datang untuk tawarkan bantuan seperti ini. Kau tahu bahwa kebencianku padamu dulu telah jauh melebihi tingginya gunung himalaya yang dijunjung tinggi gunung-gunung yang lain.
Betapa sakitnya tubuhku ketika aku tidak lagi memagut warna putih bibirmu. Betapa sesaknya dadaku ketika aku tak sanggup lagi mencicipi taringmu yang kecil yang menancap dilenganku. Dan betapa gundahnya aku melihat kekayaanku surut demi surut hanya sekedar untuk menikmati hangatnya nafasmu yang masuk dalam pori-pori darahku. Sayang, aku tak mungkin meninggalkanmu..sampai kapanpun.
Aku tak mungkin meninggalkanmu sebelum aku kini menjadi begini. Aku tak mungkin berpisah denganmu sebelum aku jadi sadar betapa kurus dan rentannya tubuhku. Seakan-akan telah kau hisap seluruh sari pati manusiaku. Aku kini tlah berusaha melupakanmu ketika aku jumpai bercinta denganmu telah mengundang malaikat Isroil untuk mendekat. Aku akan melupakanmu sebelum semuanya terlambat.
Kemarin, buih yang keluar dari mulutku setelah kau pagut bibirku menjadi pertanda betapa berbahayanya dirimu. Kemarin, ruangan berkorden putih yang aku singgahi tlah menjadi penjelas betapa pamrihnya bantuanmu untuk meredam gelisahku dan membuat aku bahagia. Kemarin rumah megahku yang kini berubah menjadi rumah kardus menjadi penguat perasaanku untuk kembali lagi membencimu. Pergilah sayang. Ajari aku untuk membencimu. Pergilah cinta, ke dalam bentukmu semula sebagai teman para tabib untuk menyelamat kan ribuan manusia. Kau berasal dari sehelai daun, dan akan kembali menjadi daun.
agak sulit memahami maksudnya
agak sulit memahami bahasanya….
memang…tapi anda dapat memahaminya dengan menggunakan inferensi semiotika…..selamat mencoba….saya yakin bisa kok