Penduduk Memberamo Buta Huruf dan Bahasa Indonesia

Disadap dari: http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/08/12/03/18178-penduduk-memberamo-buta-huruf-dan-bahasa-indonesia. Rabu, 03 Desember 2008, 19:22 WIB

JAYAPURA — Penduduk disekitar pedalaman daerah Mamberamo, Papua, hingga saat ini masih banyak yang buta huruf dan tidak dapat berbahasa Indonesia, bahkan kehidupan mereka masih nampak sangat tradisional.Wartawan ANTARA dari Jayapura, melaporkan, penduduk yang mendiami kawasan antara lain Suku Baudi, Tause, Debra, Bidai, Payu dan suku Endopi itu hingga kini hidupnya masih berpindah- pindah bahkan sangat mengandalkan kemurahan alam.

Ketika ditemui di Dorfos, Distrik Dovo Kabupaten Puncak Jaya, Kamis dan Jumat ( 27 dan 28 November) lalu mereka yang sebagian besar hanya mengenakan kulit kayu untuk menutupi kemaluan itu tidak dapat berbahasa Indonesia. Wenias Tabuni, salah seorang penginjil dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI) yang berasal dari suku Dani kepada ANTARA mengakui, sebelum memperkenalkan injil kepada masyarakat terlebih dahulu harus belajar bahasa setempat.“Tanpa mempelajari bahasa maka kita tidak bisa berkomunikasi dengan suku setempat sehingga kami mempelajari bahasa setempat sebelum memperkenalkan Injil kepada mereka,” ungkap Wemias Tabuni. Menurut Wemias , suku-suku itu hingga kini hidup berpindah-pindah dan mengandalkan hidup dari alam termasuk makan.

Hingga saat layanan pemerintah baik itu pendidikan maupun kesehatan belum menyentuh kehidupan masyarakat di sekitar kawasan itu.Bupati Puncak Jaya, Lukas Enembe seusai melakukan kunjungan kerja ke kawasan itu menegaskan, kedepan pihaknya akan memprioritaskan pembangunan di Dorfos terutama dibidang kesehatan dan pendidikan.

“Tahap awal kami akan membangun sekolah dasar (SD) kecil dan puskesmas pembantu sehingga masyarakat disekitar kawasan Mamberamo tidak buta huruf serta memperoleh layanan kesehatan,” tegas Bupati Enembe.Mencapai Dorfos hanya dapat dilakukan menggunakan pesawat berbadan kecil sekitar satu jam 30 menit dari Jayapura, atau menggunakan perahu motor menyusuri sungai Mamberamo selama sekitar seminggu.ant/kp

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: