Disadap dari: http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/08/10/14/7672-bahasa-indonesia-pengantar-resmi-di-institut-bisnis-timor-leste. Selasa, 14 Oktober 2008, 22:58 WIB
JAKARTA–Rektor Intitute of Business (IOB) Timor Leste Augusto C.Soares menyampaikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa pengantar yang resmi digunakan di kampus tersebut.
Menurut keterangan resmi dari Departemen Luar Negeri di Jakarta, Selasa, hal itu disampaikan Soares pada kuliah perdana IOB yang menampilkan KUAI KBRI Dili Kiki Tjahjo Kusprabowo sebagai pembicara utama dengan topik “Prospek Kerjasama Ekonomi Indonesia dan Timor Leste”.
Selain itu menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, IOB juga merekrut tenaga pengajar dari Indonesia serta menggunakan buku teks mata pelajaran berbahasa Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan mutu pengajaran, IOB telah melakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia, termasuk mendapat bantuan penyusunan kurikulum dan staf pengajar.
Sementara itu, Ketua Yayasan Klibur Abel Ximenes (mantan Menteri Ekonomi pada masa PM Marie Alkatiri) menyampaikan bahwa paparan mengenai hubungan dan kerjasama ekonomi antar kedua negara sangat bermanfaat bagi para mahasiswa baru sebagai bekal dalam memulai perkuliahan mereka di IOB.
Kusprabowo menyampaikan kuliah umum dihadapan sekitar 251 mahasiswa baru yang telah mengikuti kegiatan orientasi ajaran baru periode 2008/2009.
KUAI dalam paparannya menyampaikan bahwa perekonomian suatu negara dengan negara lainnya saling memiliki keterkaitan baik secara bilateral, regional maupun global.
Kinerja ekonomi global saat ini sangat dipengaruhi sejumlah tantangan antara lain masih tingginya harga minyak, melonjaknya harga pangan dunia serta dampak krisis ekonomi AS.
Namun meskipun dibayangi kelesuan perekonomian global, ekonomi Indonesia tahun 2008 ini optimis akan tumbuh sebesar 6,5 persen, lebih baik ketimbang yang telah dicapai pada 2007 yaitu sebesar 6,3 persen.
Dibagian lain dari paparannya, KUAI menggarisbawahi bahwa hubungan bilateral Indonesia dan Timor Leste telah terselenggara dengan baik, bersahabat dan konstruktif.
Saat ini, hubungan dan kerjasama kedua negara di bidang ekonomi masih didominasi oleh sektor perdagangan, sekitar 70-80 persen impor Timor Leste berasal dari Indonesia.
Namun demikian, Indonesia juga banyak berperan dalam kerangka bantuan teknik berupa pembangunan kapasitas di berbagai bidang guna membantu meningkatkan keahlian dan pengetahuan SDM Timor Leste.
Ia lebih lanjut mengindikasikan masalah yang sangat penting dibenahi di Timor Leste adalah mengenai adanya kepastian hukum alam investasi, disamping terpeliharanya stabilitas polkam yang kondusif agar para investor asing termasuk dari Indonesia tidak memiliki keraguan untuk berpartisipasi dalam pembangunan di Timor Leste.
Salah satu rencana investasi yang tengah digarap investor Indonesia adalah pembangunan pabrik pengolahan etanol terintegrasi di distrik Covalima.
Di bagian akhir paparan, ia menyampaikan bahwa berbagai persetujuan yang telah dibuat oleh kedua pemerintah antara lain “Arrangement on Traditional Border Crossing and Regulated Market” dan “Trade Agreement between Indonesia and Timor Leste” dapat dijadikan dasar yang strategis untuk meningkatkan implementasi kerjasama ekonomi antara kedua negara di masa yang akan datang.
Pada kesempatan tersebut, Dirjen Pendidikan Tinggi Timor Leste meresmikan pembukaan Indonesia Book Fair, yang akan berlangsung 13-15 Oktober 2008.
Sebanyak 500 judul buku-buku manajemen, ekonomi dan sumber daya manusia koleksi perpustakaan Pusat Kebudayaan Indonesia, barang-barang kesenian, poster wisata serta foto-foto kegiatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menlu Hassan Wirajuda dan KBRI Dili dipamerkan.
Selain itu, untuk memberikan hiburan bagi para mahasiswa dan staf pengajar IOB ditayangkan beberapa film Indonesia, termasuk film “Denias”. Pada acara tersebut KBRI Dili juga menyerahkan sumbangan buku-buku akuntansi, manajemen dan informatika untuk perpustakaan IOB. ant/pt
Pusat Bahasa Al Azhar 